Terhipnotis, oleh Pangkalpinang-mu
Memang, ada apa sih dengan tanah Bangka? Apalagi ibukotanya itu tuh, Pangkalpinang? Ternyata, tanah Bangka banyak menyimpan pesona yang belum kita jamah. Sehingga, Bangka, terutama #pesonapangkalpinang nya patut dijelajahi inchi per inchi bagi wisatawan maupun pecinta traveling serta kuliner. Bangka tak hanya soal komoditas timahnya, yang menjadikan Indonesia menjadi lima besar tulang punggung dunia atas komoditas tersebut. Timah Bangka begitu melegenda. Ditemukan dalam bentuk deposit yang besar pada sekitar abad ke-18, membuat eksploitasi tambah timah menjadi booming di Bangka. Terlebih ketika negara penjajah Belanda lagi dalam keadaan “Miskin” akibat Perang Diponegoro dan juga pendudukan Napoleon, membuat Timah Bangka langsung disedot dan dikirim ke Eropa. Sehingga, perekonomian Belanda secepat kilat menjadi kuat, bahkan disegani dunia, berkat tambang-tambang yang ada di negeri ini, termasuk Timah Bangka. Namun, kita patut beruntung karena penjajah Belanda dan Jepang tidak menyedot habis deposit timah yang ada di Bangka. Karena, sampai saat ini, Indonesia masih menikmati besarnya deposit timah yang ada di bumi Bangka.
Memang ada apa sih dengan kehidupan masyarakat Bangka, terutama penduduk Kota Pangkalpinang? Dengan #pesonapangkalpinang nya, mampu membuat masyarakatnya menjunjung tinggi persatuan di dalam kebhinekaan. Etnis Melayu dan Tionghoa yang merupakan mayoritas, disusul oleh para etnis-etnis lainnya yang ada di Indonesia, cukup memberikan warna kemajemukan demografi masyarakat Pangkalpinang dan Bangka sendiri. Hal tersebut dapat terlihat dengan banyaknya rumah peribadatan yang dibangun secara berdampingan. Ketika terjadi hari-hari besar keagamaan, tak jarang seluruh masyarakat bahu-membahu mengamankan tempat peribadatan tersebut guna rangkaian acara untuk memperingati hari-hari besar keagamaan tersebut dapat berjalan dengan lancar. Malahan, sebagian warga yang beragama lain pun turut membantu mengamankan acara tersebut. Berbagai festival, seperti festival Ruwahan, festival menyambut semarak bulan Ramadhan, dan festival Barongsai menyambut Imlek, tak jarang diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang etnis dan agama. Semua lapisan masyarakat mengikuti acara tersebut dengan antusias yang tinggi. Sehingga, acara festival berlangsung dengan semarak yang atraktif dan juga lancar. Sehingga cocok menjadi tontonan yang menghibur, baik bagi masyarakat Kota Pangkalpinang sendiri maupun wisatawan yang sedang melepas penatnya di Kota yang memang penuh dengan cerita tersebut.
Tak hanya melulu soal toleransi agama, namun juga keseharian masyarakat Kota Pangkalpinang yang seolah tidak dapat hidup secara individualisme. Hal tersebut dapat terlihat di waktu pagi. Dimana, warung kopi menjadi semacam oase bagi masyarakat Kota Pangkalpinang untuk bercengkerama sekaligus bersosialisasi. Tak jarang, istilah ngerumpi, yang merupakan kebiasaan kaun hawa, juga berlaku bagi kaum Adam ketika kongkow-kongkow bersama masyarakat Kota Pangkalpinang lainnya. Beragam topik pun dibicarakan, biasanya merupakan pemberitaan terkini. Seperti, sepak terjang si Ahok yang merupakan putra daerah Bangka menjadi Gubernur DKI Jakarta, lalu pro-kontra soal kebijakan Ahok dalam memimpin DKI Jakarta, lalu berlanjut tentang Walikota Pangkalpinang sendiri yang konon katanya merupakan sosok yang visioner dan pernah menempuh pendidikan menengah atasnya di salah satu sekolah boarding school di Kota Bandung, dan beragam polemik sosial-masyarakat lainnya. Bahkan, Artika Sari Devi yang konon katanya merupakan putri Bangka asli pun tak luput dari perbincangan setelah ia meraih posisi 15 besar di ajang Miss Universe yang pada saat itu dihelat di Thailand. Dan, banyak topik lain yang dapat menjadi perbincangan, seperti politik, korupsi dan berbagai topik lainnya. Sehingga, tak ada salahnya bagi para turis untuk mencoba merasakan pagi di Kota Pangkalpinang dengan menyerumput kopi di warung kopi, sembari bercengkerama dengan penduduk asli Kota Pangkalpinang. Dan, menjelang jam setengan sembilan, baru warung-warung kopi perlahan-lahan menjadi sepi. Dimana, selepas kongkow-kongkow, barulah denyut nadi aktivitas masyarakat dan perekonomian di Kota Pangkalpinang menampakkan geliatnya.
Sebagai bagian dari cerita perjuangan kemerdekaan, rasanya tak pas jika tidak mengikutsertakan Bangka, yang merupakan tempat pembuangan para founding fathers serta pejuang nasional lainnya oleh Belanda. Namun sayang, rumah bersejarah tersebut terletak di Muntok, dimana keberadaannya cukup jauh dari Kota Pngkalpinang sendiri. Namun, bagi pecinta sejarah dan pengagum arsitektur Belanda, Kota Pangkalpinang juga menawarkan bangunan ikonik yang pasti akan dibuat terkesan. Seperti, Menumbing Heritage Hotel, dengan eksterior kolonialismenya yang kental namun kontras dengan interiornya yang bernuansa Jepang. Selain itu, ada juga Latrasee Bistro atau House of Lay. Berdiri sejak 1860, bangunan yang memadukan nuansa Melayu dan Hakka, oleh pengelolanya diusahakan agar dapat tembus sebagai Bangunan Cagar Budaya UNESCO. Jangan pula lupakan Museum Timah Bangka sebagai destinasi yang wajib dikunjungi. Dimana, wisatawan dapat mengetahui perjalanan Bangka Belitung, dari yang awalnya merupakan wilayah agraris, lalu menjadi wilayah yang bergantung kepada Timah, dan kini bermetamorfosa menjadi wilayah yang perekonomiannya berkembang pesat. Dimana, sektor sekunder dan tersier, terutama industri jasa dan pariwisata mendominasi perekonomian Bangka Belitung dan tidak lagi sepenuhnya bersandar pada Timah seutuhnya. Mengingat, masyarakat Bangka kini sadar, bahwa Timah merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui serta dampak lingkungan yang ditimbulkan akibat aktivitas penambangan Timah itu sendiri bagi lingkungan.
Bangka Belitung tak hanya melulu tentang Pantai Parai yang memang sudah tersohor. Masih ingatkah dengan booming film Laskar Pelangi? Dimana, film tersebut menampilkan latar keindahan pesona Pantai Tanjung Tinggi, Pantai Tanjung Kelayang, dan SD Muhammadiyah. Namun sayangnya, objek wisata tersebut terletak di Belitung. Sehingga, perlu menyeberang laut untuk menuju kesana. Lalu, bagaimana dengan #pesonapangkalpinang nya sendiri? Sebagai kota yang terletak di pesisir, Kota Pangkalpinang menawarkan berbagai pantai yang begitu memukau wisatawan. Masih ada Pantai Pasir Padi dan Pantai Tanjung Bunga, yang menawarkan pemandangan spektakuler, tak kalah indahnya dibandingkan Pantai Parai maupun Bali yang memang sudah tersohor ke seluruh dunia. Tak hanya objek wisata semata, kedua pantai tersebut juga menawarkan resort bagi para wisatawan yang memang sedari tujuan awalnya ingin bermalas-malasan dan berlibur di Kota Pangkalpinang dan sekitarnya. Menyediakan fasilitas yang mampu membuat wisatawan merasa begitu dimanjakan, seperti hotel yang nyaman, restoran, fasilitas jetski, fasilitas diving, dan lain-lain hingga wisatawan dibuat betah. Bagi yang butuh udara segar dan pemandangan hijau, Bangka Botanical Garden dan Tamansari bisa menjadi alternatif untuk dikunjungi. Tak hanya untuk mencari oksigen, namun juga berolahraga sekaligus bercengkerama dengan masyarakat sekitar.
Bagaimana dengan kuliner di Kota Pangkalpinang? Tak perlu pergi jauh-jauh ke Mong Kok, Hong Kong maupun ke Singapura. Bangka adalah surganya Chinese Food serta aneka oleh-oleh. Sebagai bagian dari bekas pemekaran Provinsi Sumatera Selatan dan juga banyaknya etnis Tionghoa yang telah menjadi bagian dari masyarakat Provinsi Bangka Belitung, terutama Kota Pangkalpinang, makanan berbahan ikan belida dan gurami, serta bau-bau kecap ikan, kecap asin, angchiu, kecap santa, kecap inggris, dan bumbu crot-crotan lainnya lazim ditemui. Seperti Pempek, Tekwan, Martabak Bangka, dan Mie Bangka. Namun, sebaiknya cobalah Mie Bangka saat berada di Bangka, karena keotentikan Mie Bangka tetap terjaga dan berbeda dengan Mie Bangka di daerah yang lain. Demikian juga dengan dominasi Seafood yang tak kalah nendang. Dimana, jajanan tersebut cukup banyak dijumpai di jalanan Kota Pangkalpinang itu sendiri. Selain Chinese Food dan Seafood, wisatawan juga wajib mencoba masakan melayu khas Bangka, salah satunya ialah Lempah Kuning. Walau termasuk dalam kategori Seafood, dijamin ikan bebas bau amis. Bahkan sangat enak dan terasa segar jika ikan yang digunakan langsung diambil dari laut. Terlebih lagi ditambah dengan tomat hijau dan potongan nanas, menambah rasa asam dan segar. Sehingga sangat cocok disantap dengan nasi panas, baik untuk makan siang maupun makan malam.
Puas berkeliling Kota Pangkalpinang, saatnya menjajal kuliner yang dapat dijadikan oleh-oleh dari Kota Pangkalpinang. Beragam hasil olahan buah dan seafood diolah sedemikian rupa oleh masyarakat Kota Pangkalpinang untuk para wisatawan sebagai buah tangan, seperti Keripik Singkong Riski, Abon Cabe Adinda, Piang Nanas Cap Ed, Keripik Cumi Kering Nina, Siput Gung-gung, Asinan Kelubi, Getas, Sambelingkung Ikan Kakap dan Tenggiri, serta Kemplang. Memang, kuliner serta oleh-oleh khas Bangka terkenal akan ragam pilihan. Sehingga, membuat para wisatawan bingung mau memilih yang mana. Namun, bagi pecinta cita rasa gurih, pedas, dan asam, kuliner Bangka memang patut untuk dicoba.
Memang tak semua, namun itulah #pesonapangkalpinang yang dapat memikat wisatawan. Begitu indah, seakan-akan secuil kahyangan turun langsung ke Nusantara tercinta melalui tanah Bangka. Walaupun telah puas dijelajahi, namun pada akhirnya akan membuat para wisatawan maupun traveler kembali lagi ke tanah Bangka karena telah terhipnotis oleh #pesonapangkalpinang yang tak akan terlupakan....